Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Kasih Sayang Tiada Batas

Dilahirkan dari keluarga yang sederhana tidak lantas membuatku mempunyai mimpi yang sederhana pula. Sedari kecil, aku di didik untuk selalu mempunyai impian dan cita-cita yang tinggi. Meskipun Ayah Ibuku bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, tetapi semangat mereka begitu tinggi mendidik anak-anaknya agar menjadi orang sukses di masa mendatang. Pagi itu seperti biasa, Ibu membangunkanku tepat jam 5 subuh, dan menyuruhku bergegas ke mushola untuk sholat subuh berjamaah, meskipun aku masih kecil. Ya, di depan rumah kami ada mushola kecil tetapi yang mengisi kebanyakan orang-orang tua saja. Kemana mereka yang muda? Entahlah, aku tidak tau pasti. Mungkin mereka sholat dirumah masing-masing. Selepas sholat subuh, Ibu biasanya menyuruhku untuk menyiapkan buku pelajaran yang akan dibawa ketika sekolah nanti. Sebab Ibu tau, ketika malam aku tak sempat lagi menyiapkan buku-buku dan langsung tertidur. Setelah itu, Ibu menyuruhku untuk mandi. Ibu selalu menyiapkan air hangat untukku, sebab uda...

Kisah Wanita Tangguh

 Aku mengenalnya sejak 20 tahun yang lalu, ia adalah sosok wanita luar biasa yang begitu tangguh menghadapi berbagai macam ujian. Namun, aku benar-benar mengenalnya baru beberapa bulan yang lalu.  Sejak kecil, ia bercita-cita ingin menjadi Guru ataupun Dokter. Namun, semenjak dewasa ini ia merubah mimpinya, ia ingin menjadi seorang penulis, enterpreneur, dan seorang motivator. Cita-citanya itu berangkat dari dirinya yang sangat hobi membaca, kemudian menulis. Ia juga sangat hobi berbisnis dalam bidang apapun.  Dan motivator, ia ingin menjadi motivator sebab ia sadar betapa banyak orang yang down dan sangat kekurangan motivasi. Dan juga ia merasa jalan hidupnya yang begitu rumit, penuh rintangan, jatuh bangun, hingga ia bisa menjadi sekuat sekarang. Mungkin sedikit bisa dijadikan motivasi untuk orang-orang yang membutuhkan. Ia adalah sosok yang tidak pernah berhenti bermimpi.  Terkadang mimpinya sangat mustahil digapai oleh logika namun ia tak pernah menyerah sebab ia...

Tahun Penuh Makna

 Tidak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2022, yang berarti drama 365 hari ini sebentar lagi akan berakhir. Berbicara tentang tahun 2022, rasanya banyak sekali hal yang terjadi mulai dari yang membahagiakan sampai yang menyedihkan. Tapi aku percaya di balik kejadian-kejadian yang terjadi dapat di ambil hikmahnya sebagai pelajaran di masa mendatang.  Di tahun ini aku benar-benar bersyukur, aku bahagia karena Allah mewujudkan mimpiku untuk bisa belajar di Al-Azhar, Mesir. Aku bahagia sebab sudah sejak lama aku menginginkan untuk belajar di bumi kinanah, negeri para nabi ini. Aku bersyukur juga karena aku mempunyai orangtua yang selalu mendukung impian dan cita-citaku. Tanpa mereka, aku ga bisa sampe ke titik ini.  Aku bersyukur juga mempunyai kakak perempuan yang selalu ada disaat aku terpuruk dan bahagia. Dia sering memarahiku karena kelalaianku, tapi dia juga yang sering membantu di kala aku sangat membutuhkan bantuannya. Salah satu impianku sudah Allah wujudka...

Sendiri It's Okey

 Sejak kecil aku sangat pemalu, percaya diriku sangat rendah sekali. Bahkan ketika guru menyuruhku untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, aku sangat malu. Entah apa yang membuatku malu, padahal kulihat orang lain sangat percaya diri ketika berada di depan. Mungkin itu juga karna faktor teman-temanku yang sangat usil dan suka menggodaku sehingga aku tidak bisa menahan tawa.  Aku sangat heran dengan diriku, sudahlah pemalu, tidak percaya diri, dan suka ketawa. Bahkan dulu guruku pernah berkata kalo penyakit ketawa ku sudah kambuh maka ga bisa di sembuhkan kecuali aku sendiri yang diam, haha lucu sekali mengingat masa itu.  Tapi dewasa ini aku baru mengerti tentang dua kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Ketika aku mempelajarinya dan mengikuti beberapa tes psikotes dan dengan melihat sendiri ciri-ciri yang ada dalam diriku, fix aku dinyatakan introvert. Sesuatu yang dulu aku anggap sebagai kelainan ternyata bukan. Kepribadian introvert memang nyata a...

Berdamai dengan Takdir

 Matahari bersinar dengan teriknya, membakar jalanan dan sesiapun yang berjalan di bawahnya. Siang itu, Mafa sedang duduk di bawah sebuah pohon besar yang terletak di belakang rumahnya. Pikirannya menerawang jauh ke beberapa tahun silam.  Ketika itu, Mafa baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di Kotanya. Sebagaimana Anak-anak seusianya, Mafa tentu saja mempunyai beberapa planning untuk kehidupan kedepannya. Awalnya, ia mempunyai planning untuk masuk ke pesantren selama satu tahun. Yaa,  gap year adalah pilihannya saat itu.  Setelah itu, ia berencana untuk melanjutkan studinya di Pulau Jawa. Namun, rencana nya tidak berjalan semulus itu, lika-liku kehidupan pun mulai ia rasakan.  Pagi itu, tak sengaja ia menemukan sebuah informasi mengenai Pesantren Tahfidz Al-qur'an, karantina selama satu tahun tanpa pengabdian. Waah, tentu saja ia sangat senang dan segera memberi tahu Orang tuanya tentang kabar gembira tersebut. Tanpa banyak pertimbangan, Oran...

Segenggam Harapan

 Sore itu di depan Asrama Kemuning duduklah Mafa seorang diri. Seperti biasa ia suka menghabiskan waktu sorenya di kursi panjang depan Asrama sambil ditemani secangkir milo panas. Apalagi kalau bukan untuk halu-in masa depan berkedok murojaah hafalan, astaghfirullah. Tiba-tiba datanglah Ustad Riza dari arah samping Mafa.  "Rajin sekali Mafa Sore-sore masih duduk disini". Mafa yang tidak menyadari kehadiran Ustad Riza pun gelagapan. Eh iya ustad,Soalnya tempatnya nyaman untuk murojaah hafalan jawab Mafa. "Silahkan duduk Ustad, Ucap Mafa sambil membenarkan posisi duduknya." Ustad Riza pun duduk berseberangan dengan Mafa. Lalu beliau pun memulai Pembicaraan,"Jadi begini Mafa,Bulan depan akan di adakan MTQ( Musabaqah Tilawatil Qur'an ) Tingkat kecamatan dan pondok kita diwajibkan menyerahkan masing-masing Utusan untuk setiap Cabang Lomba. Ustad lihat hafalan Mafa bagus, Sudah cukup mutqin. Jadi,apakah Mafa bersedia untuk mengikuti cabang lomba MHQ( Musabaqah Hi...

Upaya Mencintai Diri Sendiri

Tentang upaya mencintai diri sendiri, tentang berjuang mati-matian agar bisa tetap 'cinta' dengan diri sendiri. Ternyata cinta memang ga semudah yang diucapkan, dalam prakteknya ternyata jauh lebih sulit. Lebih banyak membutuhkan effort supaya tetap berada di koridor yang benar, mencintai dan menerima diri sendiri dengan utuh. Nyatanya, aku masih sering terhalang sama insecurity.  Disini jujur aku bingung banget aku harus nulis bagian yang mana? karna pada kenyataannya hidupku itu naik-turun. Ada kalanya sedang naik-naiknya dan aku berada di puncak syukur dan bahagiaku seolah kesedihan itu ga ada. Tapi ketika aku sedang down, sedang berada di titik terendah dalam hidup, aku cuma bisa menangis. Menangis, meratapi, bahkan membenci dan tak henti menyalahkan diri sendiri. Bahkan ga jarang, aku berfikiran untuk mengakhiri hidupku saja.  Karna aku mikir kalo hidup aku ga penting, hidup aku ga berarti buat siapa-siapa. Tapi lagi-lagi, berusaha kutepis perasaan itu jauh-jauh. Aku tak ...

Awalan yang Baik

Mulai saja dulu, perihal hasil itu urusan nanti. Seringkali kita mendengar kalimat seperti itu. Iya, itu adalah salah satu kalimat yang bisa di jadikan semangat atau motivasi untuk memulai sesuatu, apa saja. Memulai suatu langkah untuk berubah menjadi lebih baik? bisa juga.  Seringkali kita minder untuk memulai sesuatu yang baik hanya karena merasa bahwa diri kita tidak baik. Padahal, mempunyai masa lalu yang buruk bukan berarti kita tidak bisa mempunyai masa depan yang cerah. Sebab hari kemarin tidaklah sama dengan hari ini. Yang lalu biarlah berlalu, yang baik jadikan pelajaran, yang buruk jadikan pengalaman supaya kedepannya tidak terulang lagi, kira-kira begitu. Tidak terasa, sudah berjalan satu bulan tahun 2023 ini, masih ada 11 bulan lagi yang menanti resolusi terbaik kita. Resolusi yang sudah kita rencanakan sejak akhir tahun 2022 kemarin. Aku mengawali tahun 2023 dengan mengikuti challenge menulis bersama @30haribercerita. Jadi, setiap hari kita wajib posting satu cerita di...

Semua Ada Solusinya

Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, Ayah dan Ibuku adalah seorang petani. Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, kakakku perempuan dan adikku laki-laki. Sejak kecil, aku dilatih mandiri oleh kedua orang tuaku. Ketika aku kelas 4 SD aku ke sekolah sambil berjualan keripik, untuk menambah uang jajanku. Dan aku tidak malu menawarkan keripikku kepada guru-guru di sekolah maupun kepada teman-teman sekelas. Justru aku sangat senang karna aku udah bisa dapet uang sendiri, hehe. Ketika Mts aku mulai mondok. Tapi bukan seperti pondok yang pada umumnya sekolahnya ada di dalam pondok, aku dan temanku mondok khusus tahfidz tapi sekolahnya diluar pondok. Agak lumayan jauh dari pondok. Jadi dengan kata lain aku mondok ketika pulang sekolah saja.  Selama di pondok, aku menghadapi berbagai keadaan yang mana aku dituntut untuk berfikir dewasa. Tapi di usiaku yang kala itu belum ada 15 tahun, maka aku merasa sangat tertekan. Di pertengahan kelas 2 Mts mulailah beragam konflik muncul. Mul...

Mama Hebatku

 "Mama, kau bagai bintang, terangi hidupku dengan kasih sayangmu".  Siapapun yang sedang dilanda kerinduan akan hangatnya pelukan Ibu, pasti akan meleleh hatinya ketika mendengar lagu ini. Lagu dengan alunan nada yang lembut dan santai yang sangat cocok dinikmati ketika hujan turun rintik-rintik di sore hari atau di sunyinya malam ketika hendak terlelap. Tapi jika di dengarkan ketika malam, yang ada bukan terlelap, tetapi malah flashback ke masa-masa kecil dan akhirnya tanpa disadari buliran bening dari mata pun turun ke pipi.  Benarlah apa yang dikatakan orang, senyaman-nyamannya kau tinggal di kota orang, rumah tetaplah akan menjadi tempat kembali ternyaman. Sebab di rumah ada seseorang yang pelukannya selalu menghangatkan dan akan selalu di rindukan ketika kita jauh darinya, ya dia adalah Mama. Mama adalah seseorang yang paling marah ketika melihatku tak mau makan, tak mau mandi, bahkan tak mau tidur siang. Tapi disaat aku terjatuh, Mama adalah orang pertama yang akan ...

Cerita di Balik Cadar

   Aku adalah seorang wanita dari keluarga yang biasa saja, tidak terlalu religius. Hijabku pun tidak syar'i, hanya saja menutup dada. Tapi, ketika aku mulai masuk SMA semuanya berubah. Karena sekolahku adalah swasta berbasis islam, yang mewajibkan seluruh siswinya untuk berhijab syar'i. Nah, dari sinilah perjalanan hijrahku dimulai. Di SMA ku, semua siswi diwajibkan memakai baju kurung dan hijab syar'i, dan untuk pertama kalinya aku mengenakan pakaian syar'i yang juga dilengkapi dengan manset tangan yang menambah kesan syar'i nya.  Saat itu, aku masih duduk di kelas X dan aku dekat dengan seorang kakak kelas bernama Kak Ismi, anak kelas XII. Beliau bercadar, dan akhlaknya sangat santun. Dari beliau, aku pun terinspirasi untuk bercadar juga, namun keinginanku tidak disetujui oleh keluargaku. Karena, keluargaku bukan kelurga yang agamis dan lingkungan pun tidak mendukung. Akhirnya aku mengurungkan niat tersebut.  Waktu terus berjalan, dan tibalah saatnya perpisahan k...