Mama Hebatku
"Mama, kau bagai bintang, terangi hidupku dengan kasih sayangmu".
Siapapun yang sedang dilanda kerinduan akan hangatnya pelukan Ibu, pasti akan meleleh hatinya ketika mendengar lagu ini. Lagu dengan alunan nada yang lembut dan santai yang sangat cocok dinikmati ketika hujan turun rintik-rintik di sore hari atau di sunyinya malam ketika hendak terlelap. Tapi jika di dengarkan ketika malam, yang ada bukan terlelap, tetapi malah flashback ke masa-masa kecil dan akhirnya tanpa disadari buliran bening dari mata pun turun ke pipi.
Benarlah apa yang dikatakan orang, senyaman-nyamannya kau tinggal di kota orang, rumah tetaplah akan menjadi tempat kembali ternyaman. Sebab di rumah ada seseorang yang pelukannya selalu menghangatkan dan akan selalu di rindukan ketika kita jauh darinya, ya dia adalah Mama.
Mama adalah seseorang yang paling marah ketika melihatku tak mau makan, tak mau mandi, bahkan tak mau tidur siang. Tapi disaat aku terjatuh, Mama adalah orang pertama yang akan mengulurkan tangannya, disaat yang lain hanya bisa menertawakan.
Menceritakan tentang Mama, rasanya tak akan ada habis-habisnya. Sebab, di setiap helaan nafasnya selalu ada cerita baru. Maa, aku memang bukan orang pintar, bukan juga orang hebat. Tapi aku berjanji akan selalu membahagiakan Mama dengan Mimpi-mimpi yang berhasil untuk ku wujudkan. Terimakasih banyak ya Ma, sudah merawatku dengan penuh kasih sayang dari aku kecil hingga aku sedewasa ini, kasih sayangmu tidak pernah mengecewakan Ma.
Dulu ketika masih kecil, ketika ada teman yang nakal sama aku, tempat pertama untuk mengadu pastilah Mama. tapi alih-alih dibela yang ada malah kena omel hehe. Dulu aku sangat tidak menyukai saat itu bahkan berharap ingin cepat dewasa, agar enak dan bebas. Sebab penglihatanku dulu orang dewasa hidupnya enak dan bebas.
Bebas dalam artian, orang tuanya sudah percaya kemana pun kita pergi. Tapi nyatanya dewasa ga semudah yang dibayangkan. Yah,,begitulah hidup. Pahit manis suka duka jalani dan ikuti saja alurnya.
Mama tidak menuntutku untuk menjadi apa-apa, terserah jadi apa aja, yang penting bermanfaat untuk orang lain nantinya, begitu kata Mama. Dulu ketika masih kecil, ketika pulang dari main atau ngaji sore ketika tidak menemukan Mama dirumah rasanya dunia begitu sepi dan tidak menyenangkan. Melihatnya saja, sudah membuat kita merasa tenang dan lebih baik. Ketika sore hari sepulang ngaji aku suka ikut Mama ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
Menemani Mama masak sambil menceritakan apa yang terjadi di hari itu. Meskipun tidak dibantu, tapi Mama sangat senang ketika ditemani. Kata Mama dulu, harus sering-sering ikut ke dapur, lihat Mama masak, supaya bisa masak juga. Dan benarlah kata Mama, waktu aku kelas 3 SD aku sudah berani masuk dapur dan memasak, meskipun semuanya masih serba bertanya tapi setidaknya sudah berani, begitu kata Mama.
Aku mempunyai kakak perempuan dan adik laki-laki. Tapi sifatku dan kakakku benar-benar berbeda. Aku suka mengikuti mama kemana saja mama pergi, sedangkan kakakku lebih suka dirumah atau main bersama teman-temannya. Entah karena ia merasa sudah besar atau iri melihatku bersama mama terus yaa? entahlah aku pun tak tau.
Tapi menurutku mama sudah sangat adil memperlakukan anak-anaknya. Adil, sesuai porsinya. Aku sudah berani tidur jauh dari mama sejak kelas 5 SD, waktu itu aku berlibur ke tempat kakekku selama seminggu. Tapi hari ketiga aku sudah minta diantar pulang, hehe. Entahlah, seramai apapun rumah jika tak ada Mama maka rasanya hampa.
Beda dengan misalkan dirumah ga ada siapa-siapa, hanya ada Mama, maka rasanya sudah cukup tenang. Hmm..masa kecil yang penuh kehangatan kini sangat aku rindukan. Semakin dewasa, semakin jauh dari pelukan Mama, hanya bisa mendengar bisikan sayangnya dari ujung telepon. Mengenang masa kecil yang penuh kenangan indah, bahagia sekaligus sakit. Bahagia sebab pernah merasakan kehangatan itu, dan sakit karena sekarang tak bisa merasakan kasih seperti dulu lagi. Sayangnya sama, tapi rasanya sedikit berbeda sebab cara penyampaiannya pun berbeda.
Mama aku rindu, tapi lihatlah Maa, anakmu sekarang sudah semakin dewasa. Yang dulunya tak bisa tidur jauh darimu, kini sudah terbiasa melanglang buana kesana kemari. Yang dulu ada apa-apa hanya bisa menangis, sekarang menjadi lebih kuat pundak dan hatinya. Mama, terimakasih telah menjadi Mamaku. Mama terbaikku, Mama terhebatku.
Ga ada masakan yang enak selain masakan Mama, ga ada pelukan yang hangat selain pelukan Mama, dan ga ada nasihat yang paling menyejukkan dibandingkan nasihat-nasihat dari Mama. Maa, thanks for everything, i love you forever.
Komentar
Posting Komentar