Sendiri It's Okey
Sejak kecil aku sangat pemalu, percaya diriku sangat rendah sekali. Bahkan ketika guru menyuruhku untuk maju dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok, aku sangat malu. Entah apa yang membuatku malu, padahal kulihat orang lain sangat percaya diri ketika berada di depan. Mungkin itu juga karna faktor teman-temanku yang sangat usil dan suka menggodaku sehingga aku tidak bisa menahan tawa.
Aku sangat heran dengan diriku, sudahlah pemalu, tidak percaya diri, dan suka ketawa. Bahkan dulu guruku pernah berkata kalo penyakit ketawa ku sudah kambuh maka ga bisa di sembuhkan kecuali aku sendiri yang diam, haha lucu sekali mengingat masa itu.
Tapi dewasa ini aku baru mengerti tentang dua kepribadian yaitu introvert dan ekstrovert. Ketika aku mempelajarinya dan mengikuti beberapa tes psikotes dan dengan melihat sendiri ciri-ciri yang ada dalam diriku, fix aku dinyatakan introvert. Sesuatu yang dulu aku anggap sebagai kelainan ternyata bukan. Kepribadian introvert memang nyata adanya.
Dulu aku pernah iri melihat orang-orang yang dengan mudahnya bersosial dan membaur dengan orang baru, dan terlihat begitu asyik. Sedangkan aku, aku di cap pendiam oleh sebagian orang yang mengenalku. Fikirku kala itu, mereka belum kenal saja dengan aku yang sebenarnya. Aku memang agak susah bergaul dengan orang baru dan beradaptasi dengan mereka.
Aku lebih suka diam-diam mengamatinya, untuk kemudian misalnya aku cocok dengan dia maka aku berteman dengan dia. Dulu aku adalah tipe orang yang tidak mudah untuk mengajak berkenalan duluan. Aku lebih memilih untuk didekati daripada mendekati. Sebab aku takut kecewa ketika aku sudah berusaha ramah tapi orang yang menanggapinya malah cuek.
Bukankah itu sangat menyakitkan? tapi itu dulu. Sekarang aku lebih menikmati hidupku dan menerima diriku sepenuhnya apa adanya. Aku sedang berusaha untuk mencintai dan menghargai diriku sendiri, yang kini kerap disebut dengan "self love".
Proses penerimaan diri sendiri memang tidak mudah. Ada beberapa fase yang harus dilewati. Aku akhirnya memilih untuk menerima dan mecintai diriku adalah karna aku sudah terlalu sering menyakiti diriku sendiri, aku sering sekali menyalahkan diriku sendiri, bahkan tak jarang aku membenci diriku sendiri. Padahal kalau diselami lebih dalam, siapa lagi yang setia menemani kita selain diri kita sendiri? Siapa yang bisa menghargai kita selain diri kita sendiri? Dan siapa yang tidak pernah meninggalkan kita? Bukankah jawabannya adalah diri kita sendiri. Diri kita adalah refleksi dari jiwa kita.
Dewasa ini, aku lebih bijak dalam bertindak. Aku sudah tau kalau aku seorang introvert dan aku tidak alan memaksakan diri untuk menjadi esktrovert. Ketika sudah terlalu lama berada diluar ruangan dan banyak bicara ataupun ketawa-ketawa bareng temen, biasanya aku akan capek. Energiku habis. Maka untuk me-recharge energiku kembali, aku perlu menepi sejenak dari keramaian. Aku suka sendirian, aku suka ketenangan, dan aku suka kedamaian.
Ketika pulang dari rumah temenku, aku lebih memilih untuk pulang sendirian menaiki bus umum. Duduk di tepi jendela dan menikmati perjalanan dengan beragam imajinasi yang ada dalam fikiran. Entahlah, kenapa sedamai itu jalan sendirian. Dan ketika aku sedang sedih, hatiku sedang tidak baik-baik saja, aku lebih memilih untuk diam dan kemudian meneteskan air mata diam-diam juga.
Aku ga suka dilihat orang ketika nangis. Aku ga suka orang tau apa yang aku rasain, kecuali orang-orang terdekatku. Karna mereka biasanya cuma kepo dan malah menambah beban fikiranku. Berjalan sendirian bukanlah hal yang harus di kasihani, justru aku senang berjalan sendirian sebab dengan itu aku bisa mengeksplor diriku.
Aku suka duduk sendirian di cafe, bukan karena tidak ada teman, tapi memang setenang itu duduk sendirian. Dulu aku selalu mengkhawatirkan tentang kesendirian, namun nyatanya kemana-mana sendirian itu bukan hal yang buruk. Malahan dengan sendirian, keberanian kita akan terlatih dan kemandirian kita akan terbentuk.
Semakin kesini semakin memahami diri sendiri, apa yang di butuhkan, apa yang disukai dan apa yang tidak disukai.
Teruntuk kamu yang membaca tulisan ini dan masih menganggap kalau sendirian itu buruk, sini kuceritakan bahwa sendiri itu tidak seburuk yang kamu kira. Sendiri itu bukanlah hal yang menyedihkan. Justru menurutku, sendiri itu emas. Sebab dengan sendiri kita bisa menikmati waktu dengan sebaik mungkin dengan diri kita sendiri. Kita bisa lebih mengenal siapa diri kita, dan tentunya kita akan lebih mencintai diri kita sendiri. Sendiri, it's okey.
Komentar
Posting Komentar