Mengelola Emosi

 Jadi orang ga enakan, selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain, selalu berusaha untuk selalu ada, dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja, padahal aslinya lagi ga baik-baik aja, ternyata nyesek yaa :)


Stress language orang kan beda-beda ya, ada yang memilih untuk melampiaskan emosinya dengan spontan memarahi dan memaki, ada juga yang memilih untuk diam, menghindar, lalu menangis. Ga semua alasan tangis harus di kasih tau ke semua orang, kok.


Aku tipe orang yang butuh menyendiri dan menjauh dari orang-orang untuk melampiaskan emosi. Meski sekedar duduk, muter playlist music mellow, self talk, atau menulis. Aku butuh itu. 


Sebab, memberikan ruang untuk diri sendiri adalah salah satu bentuk self love. Emosi kita nyata adanya, dan setiap emosi (terutama emosi negatif) tentu harus di kelola dengan baik supaya tidak menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.


Menjadi pemaaf itu indah. Yes, i'm sure, but it's not easy. Memaafkan juga butuh proses, yang awalnya emosi meledak-meletup, lalu pelan-pelan di terima-di kelola dengan baik, dan pada akhirnya hati kita bisa dengan lapang memaafkannya.


Kehidupan ga ada yang sempurna, pun begitu dengan manusia. Dari sekian waktu berinteraksi, pasti akan muncul berbagai masalah-kesalahpahaman. Salah satu kuncinya mungkin dengan memperbaiki komunikasi. Sebab, komunikasi yang baik tentu akan meminimalisir adanya kesalahpahaman. 


Meskipun itu ga mudah. Ya, ga semudah itu membuka percakapan kalo dalam hatinya udah kesel duluan :) 


Tenang, ga harus sekarang kok. Ga harus hari ini juga, bisa nanti, besok, atau lusa. Tenangin hatimu dulu, ya, manis. Percayalah, semuanya akan baik-baik saja.


Dan, setiap keputusan tentu ada konsekuensinya (baik/buruknya). Terima dan pertanggung jawabkan apa yang sudah kamu pilih. Ingat, ga ada yang sempurna di dunia ini. 


Semangatt, Love you more❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita di Balik Cadar

Pindah ke Kota lain