Pindah ke Kota lain
Kalimat "ingat ngga? hidupmu pernah diselamatkan dengan pindah ke kota lain." terdengar deep bangett ya. Karena aku ngerasa relate dengan kalimat itu. Teringat lagi masa kelam di tahun 2024 lalu, dimana aku memutuskan untuk pulang ke Tanah Air. Keputusan besar yang harus aku ambil karena tidak ada pilihan selain itu. Bertahan disana dengan beragam duka dan ketidakpastian, atau berbalik ke Tanah Air dan memulai perjuangan dari titik nol lagi. Berat memang, tapi aku memilih yang kedua. Karena bagiku, dibandingkan aku terus menerus bertahan di sebuah tempat yang mana aku merasa tidak bisa berkembang lagi, dan passion ku tidak disana, lebih baik aku berbalik arah. Ya, memulai perjuangan dari titik nol lagi.
Setelah aku bertolak ke Tanah Air apakah semuanya menjadi baik-baik saja? Apakah aku merasa keputusanku sudah tepat? Tentu saja tidak. Beragam perasaan meracuni hatiku. Tangis, sesal, kecewa, dan marah semuanya campur aduk menjadi satu.
Aku marah pada Tuhan. Aku marah pada takdir. Aku marah pada semua yang terlibat dalam keputusanku. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku. Otakku kacau, hatiku sendu dan aku tidak bisa lagi berpikir jernih. Suicide. Ya, mungkin itu adalah pilihan terbaik yang ingin aku ambil saat itu. Karena bagiku, hidup terasa tidak adil untukku, dan kesedihan selalu berpihak ke aku.
Belum lagi, tuntutan keluarga dan sekitar yang membuatku semakin muak dengan hidup. Aku sudah menyusun planning, tapi pelan-pelan aja bisa ngga? Teriakku dalam hati.
Aku mencoba banyak hal. Memasukkan lamaran kerja ke banyak tempat. Ada yang cocok, tapi jauh. Ada yang sesuai tapi ternyata penipuan. Ada yang sesuai gajinya, tapi kerja bagai kuda, dan sebagainya. Jujur aku muak. Aku sudah sangat muak dengan hidup. Aku lelah, tapi aku tidak punya pilihan untuk menyerah kali ini. Pergi dari rumah adalah keputusan terbaikku saat itu. Karena aku sudah sangat tidak nyaman berada dirumah. Aku ingin jauh, aku ingin asing, aku merindukan ketenangan.
Akhir tahun kemarin, aku benar-benar mewujudkan impianku untuk pindah ke kota lain. Jogja. Ya, kota istimewa ini menjadi pilihan pertamaku. Bagiku, kota ini cukup mewakili apa yang menjadi keinginanku selama ini. Warganya yang ramah dan kotanya yang tenang cukup bisa mendamaikan hatiku dari kekacauan yang ada.
Meski belum sepenuhnya membaik, tapi kota ini bisa menyelamatkan hidupku. Ya, aku berhasil melanjutkan hidupku di kota ini. Terima kasih Jogja, kota istimewa.
Komentar
Posting Komentar