Self Love Journal - Momen Termanis

 Self Love Journal Day 17

#Tulis Momen paling Membanggakan

Momen paling membanggakan bagi diriku ada di tahun 2017, tepatnya bulan Oktober. Ada apa di bulan Oktober 2017? 

Aku adalah siswa kelas X Mipa SMA Muhammadiyah Singkut. Aku masuk sekolah ini lewat jalur beasiswa tahfidz Al-Qur'an. Beasiswa full tanpa dipungut biaya sedikitpun. Thank you so much SMA-ku❤

Tetapi, masuk sekolah ini pun bukan semata kemauanku. Aku nurut sama pilihannya Orang tuaku. Aku sebenernya pengen sekolah di pesantren, untuk fokus ke hafalan Al-Qur'an, begitu pintaku pada Ibu. Tapi lagi-lagi, Ibu menyuruhku untuk masuk sekolah ini saja. Ada apa disana? begitu fikirku kala itu. 

Karna pintaku tak kunjung di restui, baiklah..dengan berat hati aku pun mengikutinya. Bayangkan, disaat teman-teman lain sibuk untuk mengurus pendaftaran dsb., aku dengan santainya tidak memikirkan hal itu. Bahkan, aku pertama kali masuk ke sekolah ini adalah di hari pertama sekolah. Sebab, semua pendaftaranku sudah diurus, namaku sudah terdaftar di sekolah ini🙂. 

Seharusnya aku bersyukur dengan ini semua, namun aku belum paham apa makna di balik ini semua. Bahkan, aku juga baru tau kalau teman sebangku ketika MTs juga masuk ke sekolah ini. Parah banget aku kan ya😥. 

Singkat cerita, namaku terdaftar di kelas Ips. Tapi, aku minta pindah ke kelas Ipa hanya karna temenku di Ipa semua. Aku ga punya kenalan di Ips. Aneh banget memang, disaat orang lain pengen pindah Ips, aku malah ngebet pengen pindah Ipa, benar-benar diluar nalar🙃. 

Waktu terus berjalan. Suatu siang di bulan Agustus, aku dipanggil menghadap ke ruang Kepala Sekolah. Jelas aku takut banget lah. Aku salah apa, fikirku waktu itu. Dengan perasaan takut campur aduk, kupenuhi panggilan Kepsek. 

"Assalamu'alaikum".

"Wa'alaikumussalaam, masuk" jawab pak Kepsek dari dalam ruangan. 

Aku pun masuk dengan hati-hati. 

"Mbak tau apa maksud saya panggil mbak ke ruangan ini?" 

Engga pak, ada apa ya pak? tanyaku.

"Bulan Oktober nanti akan ada event besar, Olimpiade Nasional Ahmad Dahlan, di kota Bandar lampung, saya harap mbak mempersiapkan diri dengan baik. Mbak ikut kategori tahfiz Al-Qur'an. Masih ada waktu ± 2 bulan, saya harap mbak mempersiapkannya dengan sebaik mungkin".

Entah gemuruh apa yang ada di hatiku. Saat itu juga pengen rasanya nangis dan berteriak haru karna mendapat perintah kehormatan ini, ingin rasanya cepat-cepat pulang kerumah dan menceritakannya kepada Ibu dan bapakku.

 "Baik pak,insyaAllah". jawabku singkat, namun tak sesingkat teriakan di hatiku wkwk. Ssst..perjuangan baru akan dimulai, mari kita berjuang, tantangku dalam hati kecilku. 

Hari yang di nantikan pun akhirnya tiba. Aku tampil mewakili sekolahku di event tahunan kali ini. Aku sempat dipatahkan dengan kalimat " pesertanya ratusan, kesempatannya pasti kecil". Aku insecure dengan kalimat itu tapi aku tetap yakin dan berdoa untuk hasil yang terbaik. Pesan guruku sebelum kami berangkat," nak perbanyak sholawat dan istighfar, apapun hasilnya nanti, itu yang terbaik untukmu".

Kalimat itulah yang menjadi penenangku disaat gelisah seperti ini. Giliranku pun tiba, aku maju ke depan dewan juri dengan percaya diri meski di hati dag-dig-dug tak kunjung henti, karna aku ada didepan puluhan orang yang siap untuk maju juga. Dengan bismillah dan sholawat, aku mulai pertempuran ini. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah, aku berhasil menjawab dengan lancar 4 pertanyaan dari dewan juri tanpa ada salah sedikitpun. Ada sedikit cahaya optimis dalam hatiku, namun lagi-lagi kusadari, meskipun di hafalan aku lancar, pasti masih ada kesalahan di bagian tajwid dan makhorijul huruf. Ga apa-apa, sebagai koreksi untuk kedepannya.

Waktu yang ditunggu pun akhirnya tiba, dengan sangat gemetar aku tak berhenti melantunkan doa-doa, dengan tangis yang tertahan didalam hati. Dewan juri pun memutuskan hasil kesepakatan bersama. Nominasi Juaranya ada emas, perak, dan perunggu. Masing-masing ada lima nama di setiap nominasinya. 

Dan, namaku ada di urutan ketiga nominasi perunggu, alhamdulillah wa syukurillah. Meskipun begitu aku tetap bangga dan bahagia sebab perjuangan dan persaingan yang sangat tidak mudah. Aku yang sangat kecil, bersaing dengan orang-orang hebat dari seluruh provinsi di indonesia. Tangis dan bahagia pun bercampur menjadi satu.

Guru pembimbingku pun sampai menangis mendengar kabar bahagia ini. Sesampainya di sekolah, kami disambut dengan sambutan yang luar biasa, bahkan orangtuaku juga diundang ke sekolah. Suatu kebanggan dan kebahagiaan terbesar buat aku.❤ Mengingat lagi tentang hari itu, membuatku lebih bersyukur dengan hidup.

Intinya, takdir apapun yang membawamu ke suatu titik, disana pasti akan ada kejutan dan hadiah terindah yang tidak pernah kamu duga sebelumnya. Mungkin saat ini kamu belum bisa menerimanya, tapi suatu hari nanti kamu pasti akan paham makna dibaliknya. Terima kasih banyak Ibu dan bapakku serta Dewan Guru SMA Muhis yang tidak bisa mila sebutkan satu persatu,terima kasih banyak, tanpa kalian aku bukan apa-apa.🙌

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Emosi

Cerita di Balik Cadar

Pindah ke Kota lain