Story Of Love in Ibadurrohman

-

Page 2

 Di ibadurrohman, aku banyak dapet pelajaran dan pengalaman. Salah satunya dari salah satu senior kami Mbak Desi Soleha Santri, beliau orang Lubuk Linggau. Beliau itu ibadahnya masya Allah, murojaahnya masya Allah, semangatnya masya Allah dan kepribadiannya masya Allah. Beliau musyrifah kami di asrama mawaddah bersama dengan Yuk Kana, dan Yuk Husnul.

 Salah satu pesan Mbak Desi yang masih aku inget itu "kerjakan apa yang orang lain ga mau ngerjakannya siapa tau itu menjadi asbab mudahnya kita dalam menghafal". Dan itu bener-bener nyata. Di pondok kami dilatih sama Abi Syuryadi, mudir ponpes Ibadurrohman, untuk selalu menulis jurnal syukur minimal 3 sebelum tidur. kata Abi, semakin banyak bersyukur maka akan semakin bahagia. Abi mengajarkan tentang kelembutan, keikhlasan, dan kasih sayang dan masih banyak lagi. 

Beruntung banget rasanya bisa bertemu dengan orang yang sangat maasya Allah seperti beliau. Oleh beliau aku dan teman-teman sering diajakin publik, pelatihan Metode AHM. Seperti waktu itu kami diajak abi publik ke daerah mana yaa..Gelumbang kalo ga salah terus pulangnya diajakin jalan-jalan ke Palembang, masya Allah baiknya Abi. dan satu lagi kami diajarkan untuk menulis Al-Qur'an minimal 3 juz sebelum kami selesai, tujuannya adalah ketika menulis Al-Qur'an menulis satu juz maka akan punya rasa malu jika berbuat salah, menulis 2 juz maka akan punya rasa malu jika bermaksiat, dan menulis 3 juz maka akan punya rasa benci dan menjauhi maksiat. 

Kata Abi 3 juz itu sudah cukup sebagai bekal untuk kehidupan di masa mendatang. Di pondok juga aku merasakan banyak miracle-miracle of Allah, yaitu apa aja yang kita mau tu langsung terkabul contoh kecilnya dalam hati bilang "ya Allah pengen makan pempek" Ketika sampe di masjid tiba-tiba ada yang datang nawarin pempek. Dan lagi waktu itu pernah aku lagi ga ada uang tapi rasanya pengen banget makan mie ayam atau bakso gitu tapi cuman bisa bilang dalam hati ya Allah pengen, dan waktu itu selepas magrib oleh Presiden mahasantri/wakilnya gitu, katanya besok ada donatur yang mau ngasih mie ayam/bakso bebas pilih yang mana minumannya es oyen. Seketika speechless bangeet..ya Allah baru tadi siang aku bergumam dalam hati dan secepat itu Allah kabulkan, Masya Allah..maka dari itu Abi selalu berpesan, jangan pernah takut untuk bermimpi besar karena kita Punya Allah yang maha besar. 

Kalo punya mimpi itu jangan tanggung-tanggung begitu kata Abi, yaa Abi adalah sosok Yang menginspirasi aku untuk bermimpi besar. Dan Ummi Titin adalah seorang Ibu kedua bagi kami di pondok, beliau itu sangat lembut, penyayang, Masya Allah. Kasih sayangnya seperti Ibu kandung dirumah. Dari Ummi banyak belajar tentang masak, beres-beres rumah, dll. 

Ada juga temen se asrama ku namanya Devi dan Mardiana mereka berdua itu baik banget kalo malem kami sering makan bareng. Makan nasi atau mi gelas, atau sering juga nitip model/tekwan sama orang yang belanja di pasar hari senin/kamis atau sering juga beli sendiri di Taman Hijrah, ya Allah rindu banget masa-masa itu. Sering juga kami malem-malem ngambilin jambu di dekat saung buat dirujak padahal jambunya belum mateng, maafkan kami Abi hehe.. Devi itu baik bangeet kalo dia lagi rajin pakaian aku dicucikannya kadang aku lagi melipat dibantuinnya juga, kalo tidur tempat tidurnya dah dirapiin sama dia juga Masya Allah banget temenku ini hehe. 

Kami bertiga juga pernah ke imigrasi bareng bertiga dan disana kami dapet pengalaman pahit tapi ngakak wkwk. Intinya sebagai langkah awal kami dalam perjuangan ini. Intinya di pondok ini bener-bener merasakan kenyamanan, kekeluargaan yang bener-bener hangat, kasih sayang, intinya bener-bener bersyukur banget bisa mondok di Ibadurrohman, sebuah kenikmatan yang tidak ter eskpekstasi kan sebelumnya, dan nyatanya Allah memang benar-benar mempersiapkan skenario terbaik-Nya untuk kita. Intinya jangan pernah mengeluh, bosen itu wajar tapi jangan menyerah, apapun yang terjadi sekarang nikmatilah, karena Keadaan yang saat ini kita keluhkan suatu saat akan menjadi sesuatu yang paling kita rindukan.


 Cairo, 14 Januari 2022

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengelola Emosi

-
 Jadi orang ga enakan, selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain, selalu berusaha untuk selalu ada, dan berusaha untuk terlihat baik-baik saja, padahal aslinya lagi ga baik-baik aja, ternyata nyesek yaa :) Stress language orang kan beda-beda ya, ada yang memilih untuk melampiaskan emosinya dengan spontan memarahi dan memaki, ada juga yang memilih untuk diam, menghindar, lalu menangis. Ga semua alasan tangis harus di kasih tau ke semua orang, kok. Aku tipe orang yang butuh menyendiri dan menjauh dari orang-orang untuk melampiaskan emosi. Meski sekedar duduk, muter playlist music mellow, self talk, atau menulis. Aku butuh itu.  Sebab, memberikan ruang untuk diri sendiri adalah salah satu bentuk self love. Emosi kita nyata adanya, dan setiap emosi (terutama emosi negatif) tentu harus di kelola dengan baik supaya tidak menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Menjadi pemaaf itu indah. Yes, i'm sure, but it's not easy. Memaafkan juga butuh proses, yang awalnya emosi mele...
Baca selengkapnya

Cerita di Balik Cadar

-
   Aku adalah seorang wanita dari keluarga yang biasa saja, tidak terlalu religius. Hijabku pun tidak syar'i, hanya saja menutup dada. Tapi, ketika aku mulai masuk SMA semuanya berubah. Karena sekolahku adalah swasta berbasis islam, yang mewajibkan seluruh siswinya untuk berhijab syar'i. Nah, dari sinilah perjalanan hijrahku dimulai. Di SMA ku, semua siswi diwajibkan memakai baju kurung dan hijab syar'i, dan untuk pertama kalinya aku mengenakan pakaian syar'i yang juga dilengkapi dengan manset tangan yang menambah kesan syar'i nya.  Saat itu, aku masih duduk di kelas X dan aku dekat dengan seorang kakak kelas bernama Kak Ismi, anak kelas XII. Beliau bercadar, dan akhlaknya sangat santun. Dari beliau, aku pun terinspirasi untuk bercadar juga, namun keinginanku tidak disetujui oleh keluargaku. Karena, keluargaku bukan kelurga yang agamis dan lingkungan pun tidak mendukung. Akhirnya aku mengurungkan niat tersebut.  Waktu terus berjalan, dan tibalah saatnya perpisahan k...
Baca selengkapnya

Pindah ke Kota lain

-
 Kalimat "ingat ngga? hidupmu pernah diselamatkan dengan pindah ke kota lain." terdengar deep bangett ya. Karena aku ngerasa relate dengan kalimat itu. Teringat lagi masa kelam di tahun 2024 lalu, dimana aku memutuskan untuk pulang ke Tanah Air. Keputusan besar yang harus aku ambil karena tidak ada pilihan selain itu. Bertahan disana dengan beragam duka dan ketidakpastian, atau berbalik ke Tanah Air dan memulai perjuangan dari titik nol lagi. Berat memang, tapi aku memilih yang kedua. Karena bagiku, dibandingkan aku terus menerus bertahan di sebuah tempat yang mana aku merasa tidak bisa berkembang lagi, dan passion ku tidak disana, lebih baik aku berbalik arah. Ya, memulai perjuangan dari titik nol lagi.  Setelah aku bertolak ke Tanah Air apakah semuanya menjadi baik-baik saja? Apakah aku merasa keputusanku sudah tepat? Tentu saja tidak. Beragam perasaan meracuni hatiku. Tangis, sesal, kecewa, dan marah semuanya campur aduk menjadi satu.  Aku marah pada Tuhan. Aku marah p...
Baca selengkapnya